Saat Teduh – Paruh Rajawali

Renungan.org - Renungan Harian 03 April 2020_ Ada kalanya Anda mungkin mundur ke belakang dua langkah, namun kini majulah tiga langkah ke depan.
Renungan.org - Renungan Harian 03 April 2020_ Ada kalanya Anda mungkin mundur ke belakang dua langkah, namun kini majulah tiga langkah ke depan.

Saat Teduh Kristen hari ini: April 2020

Bacaan Alkitab

“Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.”

Mazmur 103:5

Renungan

Ah, sekali lagi tentang burung rajawali. Rajawali memang burung yang istimewa, bahkan mendapat tempat khusus di Alkitab. Keistimewaannya bukan saja karena kekuatan sayapnya, yang memang dimilikinya karena “didikan” yang yang keras dan luar biasa, namun juga karena paruhnya yang kuat dan kokoh.

Paruh rajawali amat kuat hingga menjadikan burung ini ditakuti dan disegani. Tapi, tahukah Anda, apa yang terjadi dengan paruh rajawali setelah tahun-tahun yang panjang dilewati? Paruh yang kuat itu akan melapuk dan tidak mampu lagi dipergunakan untuk memangsa hewan lain. Jika keadaan ini berjalan terus, tentu rajawali itu tidak akan memperoleh makan … dan mati.

Itu sebabnya, kemudian, rajawali tersebut dengan sengaja mematahkan paruhnya itu ke cadas hingga hancur. Justru setelah paruh lamanya itu hancur ia harus bertahan sejenak hingga pada akhirnya tumbuhlah paruh yang baru dan kuat. Rajawali itu menjadi “muda” kembali. Hanya dengan cara demikianlah ia bisa terus bertahan hidup sedemikian lama.

Gambaran yang luar biasa ini pulalah yang ditangkap dan diungkapkan oleh pemazmur. Namun di sini pemazmur menyodorkan keyakinannya bahwa pembaruan yang terjadi dalam hidup kita dikerjakan langsung oleh Allah. Iman bisa saja menjadi rapuh karena mandeg dan tak berkembang lagi. Namun Allah senantiasa mengajar kita untuk mau dan mampu membarui kehidupan iman kita, hingga kita menjadi “muda” kembali, bertenaga dan dinamis.

Bagaimana dengan kehidupan iman Saudara? Adakah hal-hal yang rapuh dan mandeg karena tidak kita jaga dan kembangkan? Mintalah pada Tuhan, agar Ia memperbarui kita. Walau itu berarti “paruh iman” kita musti hancur dan kita mengalami didikan Allah yang keras. Hingga akhirnya paruh yang baru muncul dan kehidupan iman kita kembali bergairah, hidup dan dinamis.

Ada kalanya Anda mungkin mundur ke belakang dua langkah, namun kini majulah tiga langkah ke depan.