Saat Teduh – DISIPLIN

Saat Teduh 16 Juli 2020
Saat Teduh 16 Juli 2020

Saat Teduh Kristen hari ini: Juli 2020

Renungan

Sebagian dari kegiatan pendidikan adalah memperoleh informasi, tetapi menguasai banyak sekali informasi tidak membuat bijak seseorang. Menyandang banyak gelar dan telah banyak mengarang buku tidak selalu membuktikan manusianya bijak.

Dibutuhkan kemauan atau disiplin untuk bertindak bijak. Betapa sering kita mendengar seorang pengemudi melanggar peraturan lalu lintas bukan karena tidak tahu tetapi memang sengaja melakukannya?

Filsuf Plato mengemukakan bahwa kalau saja orang mengetahui kebenaran, mereka akan melakukan yang benar. Betapa kelirunya dia. Kita seringkali tahu apa yang benar, namun kita tidak berkuasa atau tidak sudi melakukannya. Kita melakukan kehendak sendiri karena kemauan kita lemah atau tidak disiplin.

Seorang janda baru-baru ini dikabarkan tertipu jutaan rupiah oleh seorang pedagang perhiasan. Kata pedagang itu, menanamkan uangnya dalam perdagangan perhiasan akan memberikannya untung tiga sampai empat kali lipat. Kemudian pedagang itu lenyap. Ibu janda itu mengadu kepada polisi. Ketika janda itu ditanya, mengapa dia tidak konsultasi dulu dengan teman-temannya sebelum mengadakan investasi? Dia menjawab: “Saya kuatir mereka akan melarang saya …” Ibu ini sadar kemungkinannya ia tertipu, tetapi rasa serakahnya lebih kuat.

Demikianlah umumnya dengan manusia, ia terlalu serakah, atau terlalu sombong, sehingga ia melakukan kehendaknya sendiri. Hasilnya, memang ia tertipu karena serakah, tertabrak karena melanggar tata lalu lintas atau terkena penyakit karena berganti-ganti pasangan. Pokok masalah kita itulah karena kita tidak ingin mendisplinkan diri, bukan?

Disiplin itulah memperkokoh diri dan bukan mengekang diri. Disiplin itulah pembangunan karakter pribadi.

Bacaan Alkitab

Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan …

Amsal 10:18

ANAK SIAPA?

Kemarin di sebuah pusat perbelanjaan terdengar sebuah pengumuman: “Siapa kehilangan anak? Kami telah menemukan seorang anak laki-laki bernama Beni, usia antara dua-tiga tahun, mengenakan baju merah dengan gambar Donal bebek pada kantong sebelah kiri. Siapa merasa kehilangan anak dengan ciri-ciri itu, silakan ke kantor penerangan”. Pengumuman macam itu sering kita dengar di tempat-tempat keramaian, bukan?

Milik siapa anak itu? Mengapa bisa terhilang? Anak itu pasti mempunyai orangtua dan mungkin saja dia melepaskan diri dari pengawasan orangtuanya atau dari kakaknya dan terbawa oleh arus orang banyak. Makin jauh anak itu dari orangtua makin dia merasa kehilangan. Akhirnya dia menangis bingung dan berteriak: “Mama! Mama!” Betapa bahagia kemudian ketika mamanya muncul dan segera mendekapnya. Dia merasa aman kembali.

Kita bukan lagi anak kecil yang mudah terhilang dan tersesat. Kita sudah remaja, pemuda atau dewasa. Kita bisa bertanya dan menemukan jalan kembali. Itulah bilamana kita berhadapan dengan mencari jalan di kota yang asing. Yang menyesatkan kita, menurut Paulus adalah pengajaran, pikiran dan nafsu (Efesus 4:17-24). Termasuk pikiran yang menyesatkan adalah bahwa Tuhan Allah tidak peduli kepada kita, tidak memelihara kita, atau bahkan kita menderita.

Sebagian kita terkena dampak yang sangat berat dari krisis ekonomi dan krisis moneter. Kita menjadi kuatir. Kita kuatir akankah tercukupinya kebutuhan sehari-hari atau masa depan kita. Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus berusaha dan berserah, bukan kuatir. Jangan kita bersikap sama seperti orang yang tidak mengenal Allah sebagai Bapanya. Kata Yesus: “Bapamu yang di sorga tahu keperluanmu”

Ya Tuhan, ampuni kami bila rasa kuatir kami makin besar karena kami tidak memandang kepadaMu sebagai sumber pertolongan kami. Demi Yesus. Amin

Bacaan Alkitab

Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Matius 6:32