Saat Teduh – Sebab Engkau Besertaku

Renungan.org - Renungan Harian 07 April 2020_ Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku
Renungan.org - Renungan Harian 07 April 2020_ Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku

Saat Teduh Kristen hari ini: April 2020

Bacaan Alkitab

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Mazmur 23:4

Renungan

Hidup seorang Kristen memang selalu penuh dengan bahaya, karena terkadang kita harus berjalan dalam lembah kekelaman. Lembah kekelaman yang paling kelam adalah kematian. Manusia selalu saja takut menghadapi kematian, atau juga takut menghadapi kematian orang yang dikasihinya, karena manusia dalam kerapuhannya sungguh tak tahu apa yang akan terjadi ketika ia meninggalkan kehidupannya dan apa yang terjadi setelah ia mati.

Namun, sikap seorang percaya pada kematian sungguh berbeda. Kita tidak takut pada kematian, karena ke mana pun kita melangkah Sang Gembala akan selalu beserta kita. Allah kita bukanlah Allah yang jauh dari kita, namun Allah yang mendampingi dan menyertai kita.

Allah-beserta-kita, God-with-us, adalah tema yang begitu banyak dijumpai dalam Alkitab. Ia tak berjanji agar kita lepas dari kesulitan dan masalah hidup. Namun Ia selalu berjanji untuk menyertai kita kapan pun dan di mana pun kita berada. Bahkan, ketika kita harus meninggalkan dunia ini.

Janji Tuhan ini kemudian ditegaskan kembali ketika kelahiran Yesus diwartakan kepada Yusuf, “… dan mereka akan menamakan Dia Imanuel – yang berarti: Allah menyertai kita” (Matius 1:23). Yesus adalah bukti paling nyata dan jelas bagaimana Allah tidak jauh dari kita. Bahkan Ia teramat dekat dan menyertai kita. Yesus adalah Allah yang ikut berjalan di sepanjang jalan hidup manusia.

Masalahnya, Saudaraku, apakah kita mau dan mampu menyakini bahwa memang Allah beserta kita? Bukankah kita seringkali merasa bahwa tak seorang pun ikut bersama kita menjalani hidup yang berat ini?

Seorang filsuf ateis bertanya kepada seorang Kristen, “Di mana Allah?” Orang Kristen itu menjawab, “Jawablah pertanyaanku dulu, ‘Di mana tidak ada Allah?’”