Saat Teduh – NASIHAT HIKMAT

02 Juli 2020 Saat Teduh
02 Juli 2020 Saat Teduh

Saat Teduh Kristen hari ini: Juli 2020

Renungan

Hikmat dapat berseru dan memperdengarkan suaranya. Apa artinya? Penulis Amsal mengumpamakannya sebagai pribadi yang meneriakkan nasihatnya di jalan-jalan dan di alun-alun kepada siapa saja yang sedang berlalu-lalang. Orang bisa menolak atau menerima hikmat. Yang menolaknya sama seperti menanam benih-benih kebodohan yang akan membuahkan kesulitan dan kemalangan di kemudian hari.

Namun, yang menerimanya akan menghindari banyak sekali kesulitan. Tentu hal ini bukan berarti bahwa orang yang bijak tidak akan menjumpai kesulitan dalam hidupnya, tapi bahwa kita tidak akan menimbulkan kesulitan kepada diri sendiri. Berlaku bijak berarti tidak berbuat kebodohan yang menyulitkan diri sendiri, seperti umpama tidak mengadakan persiapan memasuki hidup pernikahan atau tidak belajar ketika hendak menempuh ujian.

Bayangkan saja kita tertangkap basah mencuri di sebuah toko. Kita pasti akan diadili dan dihukum, bisa pula kita dipenjarakan. Setelah bebas kita sulit mendapat pekerjaan atau memperoleh kredit bank. Orang meragukan kejujuran kita. Selain itu, nama keluarga bisa ikut tercoreng dan orang tua ikut menderita.

Jadi, kita menyebabkan penderitaan karena suatu kebodohoan. Hikmat ingin menyampaikan kepada kita nasihat-nasihatnya agar kita menghindari pertimbangan dan perbuatan yang bodoh atau menyimpan keinginan-keinginan yang keliru. Memang kita bisa menolaknya dengan akibat menimbun kesulitan yang menuju kehancuran. Sebagai manusia kita sangat membutuhkan hikmat.

Kesombongan menolak pengajaran dan kekerasan hati menolak nasihat.

Bacaan Alkitab

Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan suaranya.

Amsal 1:20

YANG TERBESAR

Manusia cenderung untuk mengagung-agungkan pemimpin, juga di antara umat Kristiani. Hari ini, apakah kita datang ke gereja oleh karena pembawa firman adalah seorang yang kita agung-agungkan? Atau, kita ke gereja karena gereja kita hebat dan jaya dibandingkan gereja-gereja lainnya?

Paulus merasa sedih sekali menghadapi perselisihan di jemaat Korintus yang disebabkan karena masing-masing golongan mengagung-agungkan pemimpin mereka, entah ia itu Paulus, Apolos atau Kefas. Paulus menekankan bahwa hikmat Allah beda dari hikmat manusia. “…… apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat”, katanya. Paulus hanya menegaskan kembali apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.

Para murid Yesus juga mendambakan menjadi yang paling besar di antara mereka. Pertanyaan mereka: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?”. Perhatian mereka adalah kuasa, posisi dan ketenaran. Tetapi Yesus Kristus memperhatikan kepercayaan dan ketergantungan seorang anak kepada orangtuanya. Anak itu gampang percaya dan mereka tidak tinggi hati untuk menerima apa yang diberikan oleh orangtua mereka. Yesus berkata bahwa kita harus menjadi seperti anak kecil untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Tuhan mengingatkan kita bahwa iman itu jauh lebih berharga daripada ketenaran, ketulusan lebih bernilai daripada kekuasaan dan kerendahan hati lebih dipuji daripada emas. Menjadi anak dari Bapa di sorga membuat paling besar dari yang terkecil sekalipun. Ajaib, bukan?

Tuhan Juruselamat kami, jadikan kami lemah dan kecil agar kami senantiasa percaya dan mempercayakan diri kepadaMu saja. Terpuji namaMu. Amin

Bacaan Alkitab

… Apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat.

I Korintus 1:27