Saat Teduh – MAKA MENANGISLAH YESUS

Renungan.org - Renungan Harian 27 April 2020_ Tangisan kita kerap mengaburkan pandangan kita pada kasih Allah. Namun, tangisan Yesus justru membersihkan
Renungan.org - Renungan Harian 27 April 2020_ Tangisan kita kerap mengaburkan pandangan kita pada kasih Allah. Namun, tangisan Yesus justru membersihkan

Saat Teduh Kristen hari ini: April 2020

Bacaan Alkitab

“Maka menangislah Yesus.”

Yohanes 11:35

Renungan

Yohanes 11:35 adalah ayat terpendek dalam Injil dan ayat terpendek kedua dalam Pernjanjian Baru setelah 1 Tesalonika 5:17. Namun, sekalipun paling pendek, ayat ini ternyata menyatakan sebuah kebenaran yang amat dalam, bahkan mungkin paling dalam yang pernah diberitakan Injil, yaitu solidaritas Yesus dengan penderitaan manusia.

Yesus menangis? Ya, Yesus menangis karena Ia amat berduka karena kematian Lazarus sahabat-Nya. Tangisan-Nya sebenarnya menunjukkan bahwa Yesus adalah manusia yang punya perasaan manusiawi. Gereja sepanjang zaman kerap lupa memberi tekanan yang pantas pada sosok manusiawi Yesus. Kita selalu hanya menekankan keilahian-Nya. Dan ini bahaya. Kecenderungan untuk melihat keilahian Yesus dan melupakan kemanusiaan-Nya justru akan mengaburkan – bahkan menyesatkan – arti sesungguhnya dari karya Yesus di dunia.

Ketika Yesus menangis, Ia menangis bersama tangisan Maria dan Marta. Maka, percayalah, bahwa Yesus pun menangis ketika kita menangis. Melalui tangisan-Nya, Yesus menjadi teman dalam pergumulan manusia. Dengan tangisan-Nya, Ia ingin berkata pada kita yang menangis, “Ya, Anak-Ku, aku memahami perasaanmu.”

Apa artinya semua ini bagi kita?

Pertama-tama, kita dikukuhkan bahwa Allah sungguh-sungguh memahami dukacita dan pergumulan kita. Selanjutnya, kita pun diberi keberanian untuk mengutarakan keluhan dan ratapan kepada Dia yang memahami kita. Akhirnya, kita juga punya alasan untuk bertahan, karena Dia pun mendampingi kita menjalani saat-saat sulit.

Tangisan kita kerap mengaburkan pandangan kita pada kasih Allah. Namun, tangisan Yesus justru membersihkan mata hati kita, agar kita semakin jelas melihat rahmat Allah. Di situlah perbedaannya!