Saat Teduh – IMAN: PERCAYA ATAU MEMPERCAYAKAN DIRI?

Renungan.org - Renungan Harian 01 April 2020_ Percaya, tanpa mempercayakan diri, menjadikan kita orang-orang Kristen yang selalu menuntut bukti konkret dari Allah. Dan itu bukan iman yang sehat.
Renungan.org - Renungan Harian 01 April 2020_ Percaya, tanpa mempercayakan diri, menjadikan kita orang-orang Kristen yang selalu menuntut bukti konkret dari Allah. Dan itu bukan iman yang sehat.

Saat Teduh Kristen hari ini: April 2020

Bacaan Alkitab

“Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia …”

Ulangan 32:11-12

Renungan

Anto, 5 tahun, begitu senang karena baru pertama kali bisa memanjat pohon, sampai akhirnya sadar bahwa ia sudah sampai ke dahan yang cukup tinggi buat anak seusia dia. Hati Anto ciut untuk turun ke bawah lagi, sementara kaki dan lengannya sudah mulai lelah. Akhirnya, ia memanggil ayahnya keras-keras. Segera setelah tiba, sang ayah mengerti kesulitan anaknya dan berkata, “Anto, sekarang melompatlah ke bawah! Kamu percaya bukan kalau ayah bisa menangkap kamu?” Dengan gemetar Anto berteriak parau, “Percaya, Yah, tapi … Anto tidak berani lompat.”

Percaya (believing), tapi tidak mempercayakan diri (trusting)! Memang inilah persoalan dalam kehidupan iman. Mungkin mudah buat kita untuk percaya bahwa Tuhan itu penolong, tapi untuk mau ditolong oleh Dia, apalagi kalau dibutuhkan risiko tertentu … Ooo nanti dulu! Percaya bahwa Kristus adalah gembala kita tidak serta-merta berarti kita sudah mempercayakan diri untuk digembalakan oleh-Nya. Hati yang percaya perlu dibarengi dengan tindakan mempercayakan diri.

Ulangan 32:11-12 ini ingin bertutur tentang cara Tuhan mendidik umat-Nya melalui gambaran seekor induk rajawali yang mengajari anaknya terbang. Induk rajawali itu melemparkan anaknya yang belum bisa terbang dari atas tebing yang tinggi. Tentu saja anak rajawali yang kecil itu akan hancur terhantam cadas. Pada saat kritis itulah kemudian induk rajawali itu menyelamatkan anaknya.

Anak rajawali itu diajar untuk percaya bahwa induknya mampu menyelamatkannya, namun bukan hanya itu, ia juga diajar untuk mempercayakan diri sepenuhnya pada kesetiaan induknya. Sudahkah kita mempercayakan diri sepenuhnya pada kuasa Allah?

Percaya, tanpa mempercayakan diri, menjadikan kita orang-orang Kristen yang selalu menuntut bukti konkret dari Allah. Dan itu bukan iman yang sehat.