Renungan Harian – SUMBER SEGALA BERKAT

05 Juli 2020 Renungan Harian
05 Juli 2020 Renungan Harian

Renungan Harian Kristen hari ini: Juli 2020.

Renungan

Kelima Kitab Puisi Perjanjian Lama memang berisi kiat-kiat praktis tentang menentukan pilihan-pilihan dengan hasil-hasil yang membahagiakan. Kesannya, ada kaitan otomatis antara tindakan kita dan perolehan kita kemudian. Umumnya, keputusan yang baik menghasilkan berkat, bukan? Dan, bukankah pilihan yang keliru berakibat hidup bisa sengsara dan tidak bahagia?

Nah, pola pikir yang demikian terdengar masuk akal tapi sebenarnya keliru sekali. Mengapa? Karena cara pikir demikian mengesampingkan Tuhan Allah dalam hidup kita. Alkitab sering menegaskan bahwa berkat atau kebahagiaan tidaklah hanya hasil dari pelaksanaan pilihan kita yang tepat, tapi datang dari Allah, yaitu sumber segala berkat. Tuhanlah yang menghubungkan pikiran kita yang baik dengan hasil yang memuaskan.

Hikmat itu mungkin hanya karena Allah konsisten dalam memberkati atau tidak memberkati keputusan-keputusan kita. Kita melihat suatu pola hidup yang karena belas kasihanNya membuahkan kebahagiaan. Kita juga menyimak bahwa pola hidup tertentu menghasilkan kesulitan dan bahkan penderitaan. Hikmat itu mengenali pola-pola itu dan memberlakukannya dalam hidup kita. Namun jangan kita tertipu: tiada gaya hidup ypang menjamin hasil yang baik. Keputusan yang baik kadang-kadang berakibat buruk dan pilihan yang buruk terkadang membuahkan hasil yang baik. Bukan kepintaran kita atau ketepatan pilihan kita merupakan sumber berkat, tetapi Tuhanlah sumber segala berkat kita.

Hikmat itulah mengakui Allah sebagai sumber segala berkat kita.

Bacaan Alkitab

Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya …

Mazmur 127:1

ANAK-ANAK TERANG

Anak kecil biasa takut pada kegelapan mungkin disebabkan sering ditakut-takuti orang. Memang dalam kegelapan malam bayang-bayang pohon dan gemerisik daun-daunnya dapat membangkitkan rasa takut dalam hati seorang anak. Bahkan sinar mobil yang terang benderang namun sekilas saja menimbulkan bayang-bayang melalui jendela bisa menakutkan juga.

Dalam Alkitab kegelapan digunakan sebagai metafora, pengembaraan, dosa dan kejahatan. Kerajaan iblis dilukiskan sebagai kerajaan kegelapan, sedang orang yang tidak beriman berjalan dalam kegelapan. Demikian pula kematian adalah memasuki kegelapan yang mengerikan karena terpisah dari kehidupan. Memang, tidaklah salah, bila kita merasa takut kepada kegelapan dosa dan kejahatan, ketidak imanan dan neraka.

“Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan” (I Yohanes 1:5) dan Tuhan Yesus menyebut diri: “Akulah terang dunia” (Yohanes 8:12). Salah satu karya Roh Kudus adalah “menerangi” hati dan pikiran kita sehingga kita menjadi percaya kepada Yesus karena dulu kita adalah kegelapan, namun kini kita adalah terang. Itulah sebabnya, Tuhan menyebut kita “terang dunia” (Matius 5:14) dan hari ini kita dinasihatkan untuk hidup sebagai anak-anak terang.

Kegelapan atau iblis tak lagi berkuasa atas kita dan maut tidak lagi menakutkan karena kita sudah dilepaskan dari dosa dan neraka. Sebagai anak-anak terang kita bertugas untuk menerangi kegelapan. Sedikit terang sudah memberi pengharapan. Jika orang sekitar kita tidak melihat terang itu, apakah yang telah terjadi dengan perbuatan baik kita dan mana mungkin mereka memuliakan Bapa sorgawi kita?

Tuhan, tolonglah kami agar nyala terangMu dalam hati kami tetap menyala dan menerangi orang yang berada dalam kegelapan. Biarlah perbuatan kami bersinar lebih terang daripada perkataan kami. Demi Tuhan Yesus. Amin

Bacaan Alkitab

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.

Efesus 5:8