Renungan Harian – LIDAH

Renungan Harian 21 Juli 2020
Renungan Harian 21 Juli 2020

Renungan Harian Kristen hari ini: Juli 2020.

Renungan

Lidah mengeluarkan perkataan, seperti pisau, dapat digunakan untuk kebaikan atau kejahatan. Orang yang bijak akan menguasainya demi kebaikan dirinya dan kebaikan orang di sekitarnya. Perkataan diucapkannya untuk menghibur, mendamaikan dan membangun karena keluar dari hati yang peduli dan berbelas kasihan.

Sebaliknya, sebagian besar kita tidak mampu menguasai lidahnya. Bagi mereka, lidah itu bagaikan pedang atau pisau ahli bedah di tangan orang buta.

Jangan kita bayangkan seorang pendekar pedang yang buta seperti dalam ceritera atau dalam film. Itu bukan kenyataan! Namun, ada juga sebagian orang yang dapat menguasai lidahnya, tapi menggunakannya untuk kejahatan. Perkataannya dipakai untuk berbohong, menipu, menyakiti perasaan orang, dan juga untuk menyebar gosip yang memutar balikkan kebenaran dan bahkan mematikan masa depan orang. Bagaimana kita menggunakan lidah kita?

Surat Yakobus pasal 3 mengungkapkan betapa sulitnya kita menjinakkan lidah kita. “Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang yang sempurna, yang dapat mengendalikan seluruh tubuhnya” (ayat 2) dan Yakobus melanjutkan, “tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan” (ayat 8).

Yang paling menyedihkan dan menakutkan adalah berjumpa dengan orang yang menikmati penggunaan lidahnya untuk menyayat korbannya secara sadis. Bagaimana jika orang tersebut adalah seorang teman dan korbannya kekasih kita? Seorang yang bijak menyadari kuasa lidah akan menggunakannya secara berhati-hati sekali.

Lidah bisa menjadi karunia atau kutuk tergantung pada sikap hati kita.

Bacaan Alkitab

Hidup dan mati dikuasai oleh lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

Amsal 18:21

ANAK AYAH

Kita bisa membayangkan Yairus yang dalam keadaan sangat bingung, sedih dan gelisah mendengar bahwa Tuhan Yesus berada di kotanya. Sebagai kepala rumah ibadat, Yairus telah mendengar banyak tentang penyembuhan-penyembuhan dan keajaiban-keajaiban yang dibuat Tuhan Yesus. Anak perempuan satu-satunya, anak kesayangannya, sedang sakit keras, bahkan hampir mati, apakah tidak sebaiknya dia minta pertolongan Yesus?

Yairus bergelut dengan desakan hatinya (dan mungkin juga desakan dari isterinya) untuk menemui Yesus segera. Tetapi, apa yang akan dikatakan oleh umat dan teristimewa oleh para pemimpin Yahudi, bila ia menemui Yesus yang dipandang sesat oleh mereka itu? Dia sebagai kepala rumah ibadat, apakah dia berani mengambil resiko kehilangan jabatan dan bahkan pekerjaannya? Namun, syukur kasihnya terhadap puteri kesayangannya dapat mengalahkan rasa takutnya. Dia rela kehilangan semuanya itu asal puterinya bisa sembuh.

Oleh karena itu, Yairus “tersungkur di depan kaki Yesus” untuk memohonNya dengan sangat datang ke rumahnya dan menyembuhkan puterinya. Namun Tuhan tidak segera meluluskan permohonannya. Yairus makin gelisah kuatir jika Tuhan menolak permohonannya. Kemudian terjadi peristiwa penyembuhan seorang perempuan yang sudah dua belas tahun sakit dan semuanya itu makin menunda-nunda kedatangan Tuhan. Akhirnya datang berita: “Anakmu sudah mati, jangan lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru”.

Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata: “Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat”. Aneh, tapi Yairus percaya apa yang dikatakan Yesus. Dia mengantarNya ke rumahnya dan menyaksikan keajaiban yang tidak akan pernah dilupakannya. Anak kesayangannya dibangkitkan dari kematiannya. Kini seluruh keluarganya percaya kepada Tuhan Yesus.

Tuhan, ampunilah bila kami kuatir, dan sangat gelisah menghadapi krisis kehidupan saat ini. Tolonglah kami dan kuatkan kami untuk selalu percaya bahwa Engkau mahakuasa. Demi Yesus. Amin

Bacaan Alkitab

Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata kepada Yairus: ‘Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat’

Lukas 8:50