Renungan Harian – KEMENANGAN IMAN

Renungan Harian Kristen 19 Januari 2021
Renungan Harian Kristen 19 Januari 2021

Kita semua tahu bahwa iman kita kepada Yesus Kristus menentukan warna dan mutu kehidupan. Iman itu memberi keyakinan bahwa kita telah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus (Yohanes 3:3-8; Efesus 2:8-9). Iman sebagai karunia Roh Tuhan mengungkapkan dirinya dalam hidup kita. Pertama-tama, iman mendorong kita untuk mengasihi Allah karena pengorbanan Tuhan Yesus, yaitu “yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah” (Ibrani 12:2)

Kedua, iman kita kepada Yesus Kristus mendorong kita untuk mengasihi semua orang yang seharusnya terlihat dan terasakan di antara umat Tuhan yang terdiri dari berbagai bangsa, negara dan bahasa (Wahyu 7:9). Perintah untuk saling mengasihi memang sulit karena iblis dan juga dosa akan menghalangi kita.

Ketiga, iman kita kepada Yesus memampukan kita untuk mengalahkan pencobaan iblis. Namun kita mengerti seruan rasul Paulus: “Jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku”. Sepanjang kita hidup tidak mungkin kita dapat melepaskan diri dari pengaruh dosa. Namun, Yesus menyempurnakan apa yang kurang pada iman kita (Ibrani 12:2). Jadi, kita dapat hidup bersukacita senantiasa karena iman dalam Yesus Kristus memberi kita kemenangan (Roma 8:37).

BAHAN RENUNGAN

Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.

I Yohanes 5:4

Tanpa keterlibatan, iman tidak dapat berkembang dan tumbuh dewasa.


YANG CONGKAK

Kasih karunia atau anugerah, seperti air, mengalir ke tempat yang lebih rendah. Semakin kita merendahkan diri, semakin banyak kita menampung kasih karunia Allah. Anehnya, banyak anugerah justru mendorong orang makin merendahkan hatinya, bukan menjadi congkak. Tetapi, mengapa Allah menentang orang yang tinggi hati?

Bila kita memeriksa awal sejarah umat manusia, ternyata kejatuhannya ke dalam dosa terjadi karena ingin “menjadi seperti Allah”. Di balik pelanggaran atau penolakan firman Allah adalah anggapan bahwa manusia bisa menentukan nasibnya sendiri dan yang ini fatal, ia menganggap diri lebih tinggi dari firman Allah. Akibatnya, kejatuhan manusia dalam sekali. Itulah sebabnya, Allah menentang orang yang tinggi hati. Bagaimana kita bisa mengenali orang-orang yang tinggi hati?

Kita bisa mengenali orang congkak dari perkataannya dan perlakuannya. Ia biasanya berbicara tentang dirinya yang hebat, prestasi-prestasinya yang luar biasa, atau pengalaman-pengalamanya yang tiada duanya. Nadanya ia tidak butuh siapa-siapa. Perilakunya, merendahkan atau menghina orang lain, bahkan sering menyakiti hati orang lain. Orang macam ini tidak mengenal belas kasihan dan ia bersembunyi di balik alasan: “orang harus lugas, tegas, tega dan obyektif”. Benarkah?

Petrus mengarahkan nasihatnya kepada para pemimpin gereja, para penatua, juga kepada kaum muda, dan yang terakhir kepada kita semua. Kita diselamatkan dan hidup karena kasih karunia Tuhan dan belas kasihanNya. Kita terpanggil untuk saling melayani dan mengasihi. Tiada tempat bagi mereka yang ingin menonjolkan diri. Kita hidup untuk melayani Tuhan dan demi kemuliaanNya.

BAHAN RENUNGAN

Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani yang rendah hati

I Petrus 5:5

Salib adalah lambang kematian ego kita. Tanpa kematian tiada kebangkitan.