Renungan Harian – KEBERANIAN PERCAYA

Renungan Harian Kristen 15 Januari 2021
Renungan Harian Kristen 15 Januari 2021

Sewakti di SD kelas 3 saya pernah mencuri uang belanja untuk beli buku komik. Memang keluarga saya belum Kristen waktu itu. Namun demikian, hati nurani saya tidak tenang, pertama-tama karena kuatir ketahuan dan kedua, karena yang tertimpa kesalahan dan tuduhan adalah pembantu rumah tangga. Itulah hati nurani saya yang berusaha menuduh saya untuk menyadarkan dan untuk berani bertanggung jawab mengaku salah.

Tentang ketenangan dan kegelisahan hati nurani inilah Yohanes menegaskan bahwa bila kita di pihak kebenaran kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah. Pertama, karena Allah adil dan penuh kasih pengertian untuk mengampuni kita jika kita mengaku dosa di hadapanNya. Kedua, karena di dalam Yesus dan karena karya Tuhan Yesus, kita akan senantiasa beroleh pengampunan. Akhirnya, kita beroleh keberanian untuk mendekati Allah karena Roh Kudus, yang tinggal dalam kita, memberi kita keberanian itu.

Oleh karena itu, kita hidup dalam syukur dan sukacita dan ingin mengungkapkan kasih Allah kepada sesama kita. Kita kini paham mengapa Tuhan memerintahkan kita untuk saling mengasihi, bukan? Tidak ada seorangpun yang sempurna, teristimewa diri kita (kalau kita jujur menilai diri sendiri!). Kesempurnaan dan kebenaran kita, kita peroleh dalam Yesus yang telah menyempurnakan dan membenarkan kita, bukan? Marilah kita mendekati Allah dengan keyakinan atas kuasaNya memelihara dan mengampuni kita.

BAHAN RENUNGAN

Jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah.

I Yohanes 3:21

Keberanian mendekati Allah hanya diperoleh oleh karena kesatuan kita dengan Yesus Kristus.


SESAMA PEWARIS

Mungkin pembahasan kemarin dan juga hari ini tidak menyangkut mereka yang hidup lajang yang masih muda atau remaja. Namun, kita semua perlu mengetahuinya untuk kemudian hari atau untuk menerapkannya kepada orang tua kita. Hal ini tidak dapat kita hindari karena ceritera-ceritera di televisi dilihat oleh yang tua, dan yang muda. Pengaruh adegan-adegan ranjang, kekerasan atau pelecehan terhadap wanita terlalu kuat dan tidak dapat diabaikan.

Zaman dulu pun kekerasan dan pelecehan terhadap wanita, khususnya para isteri, sudah terjadi dan sering lagi, karena status wanita dipandang rendah. Oleh karena itu, kepada para suami yang Kristen, Petrus tegaskan: “ … hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah!”. Hidup bijaksana berarti dewasa dengan akal budi yang matang, tidak main kekerasan, tetapi penuh pertimbangan yang positif. “Jangan berlaku kasar”, kata rasul Paulus (Kolose 3:19). Kekuatan fisik kaum pria (termasuk pemuda dan remaja) adalah untuk melindungi lawan jenis, bukan menindasnya atau bahkan menganiaya (Di televisi orang jahat berbuat begitu?!)

Namun, Petrus memberikan alasan yang lebih spiritual.Kaum wanita adalah teman pewaris kasih karunia. Hal ini berarti bahwa pria dan wanita sama derajat dan sama-sama anak Tuhan. Jika para suami (kaum pria) melanggar, maka doa-doa mereka terhalang dan hubungan dengan Tuhan terputus. Tuhan tidak mau menerima orang yang merendahkan dan melecehkan sesama pewaris kasih karuniaNya. Beranikah kita menghina Pemberi kasih karunia?

BAHAN RENUNGAN

… hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah. Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia ….

I Petrus 3:7

Bagaimana orang memperlakukan sesamanya mencerminkan sikapnya terhadap Penciptanya.