Renungan Harian – Hati Yang Gembira adalah Obat

30 Juni Renungan Harian – Hati Yang Gembira adalah Obat
30 Juni Renungan Harian – Hati Yang Gembira adalah Obat

Renungan Harian Kristen hari ini: 30 Juni 2020.

Renungan

Pernahkah saudara mengalami rasa terluka atau hati yang terluka? Sangat menyakitkan bukan? Beberapa kali saya merasa terluka oleh sifat atau perkataan seseorang yang saya kenal. Akibatnya, pikiran saya terus bekerja memikirkan bagaimana caranya menyingkapi hati saya yang sedang terluka.

Setiap kali bertemu dengan orangnya, wajah menjadi cemberut, nada bicara menjadi ketus tidak bisa memberi rasa hormat. Sebelum dapat tidur nyenyak, pikiran saya kembali memikirkan rasa luka yang saya alami.

Intinya segala sesuatu yang saya kerjakan menjadi tidak karuan, saya tidak bisa menikmati hidup. Apa yang saya kerjakan tidak membuat saya bahagia, semua rasanya hampa. Hati saya benar-benar terluka, bahkan akibat luka tersebut pikiran saya sempat memberi ide untuk melakukan sebuah tindakan yang sangat tidak baik.

Saat hati terluka, maka ekspresi yan keluar juga akan selalu terpengaruh, tetapi saat hati damai, penuh ucapan syukur dan tidak ada luka, maka semua yang ditampilan juga akan selalu menyenangkan. Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat (Amsal 15:13). Intinya, hati adalah barometer dari reaksi atau ekspresi seseorang.

Hati adalah pusat kehidupan manusia, segala tingkah laku manusia selalu dikendalikan oleh hati. Jika ingin menikmati hidup yang sesungguhnya, maka jagalah hati, sebab dari sana terpancar kehidupan! Hati yang gembira adalah obat yang manjur.

Suasana hati sangat berpengaruh bagi kesehatan jasmani manusia

Bagaimana supaya kita dapat memiliki hati yang gembira? Caranya adalah harus belajar mengucap syukur dalam segala hal. Uang yang banyak tidak menjamin orang bahagia dan otomatis membuat orang dapat bersyukur, hati yang dapat bersyukur dalam segala hal adalah rahasia utama dapat menikmati hidup.

Bagaimana agar kita dapat bersyukur? Hati yang dapat mengucap syukur dapat menjadi salah satu ukuran dari kualitas kedekatan serta kualitas iman kita kepada Tuhan.

Saudaraku, gaya dan cara hidup manusia dewasa ini bukan semakin baik tetapi sebaliknya, semua saling berlomba. Kemajuan pengetahuan dan teknologi hanya hitungan detik, seiring dengan perkembangan tersebut, perkembangan peradaban manusia juga terus maju secara pesat.

Iblis juga terus mengembangkan strateginya untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan, iblis sangat tahu, bahwa kedatangan Tuhan Yesus sudah sangat dekat, maka dia bekerja keras menarik banyak orang supaya tidak mempercayai Tuhan.

Karena itu, mari kita periksa kualitas hati dan iman kita kepada Tuhan, apakah iman kita juga mengalami progresifitas yang pesat atau bahkan mundur? Saudaraku, marilah kita menjaga hati kita tetap terpaut kepada-Nya, maka Dia akan membuat kita tetap tersenyum dan bersyukur dalam segala situasi dan kondisi! Sebab hati yang gembira adalah obat.

Tuhan Yesus, ajarlah aku untuk dapat bersyukur senantiasa dalam segala hal, sehingga aku memiliki hati yang selalu gembira dan bersukacita. Amin.

1. Bagaimana suasana hati saudara saat ini, sukacita atau dukacita?
2. Apakah dampak yang akan dirasakan, jika hati kita gembira atau berdukacita?
3. Bagaimana caranya agar saudara dapat terus memiliki hati yang gembira? Apa yang harus saudara lakukan?

Bacaan Renungan

“Hati yang gembira adalah obat yang manjur; tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”

Amsal 17:22