Renungan Harian – EBEN-HAEZER

Renungan.org - Renungan Harian 16 April 2020_ Kita baru bisa beriman pada masa kini, jika kita terus mengingat pengalaman iman masa lalu dan berharap pada masa depan yang Allah janjikan.
Renungan.org - Renungan Harian 16 April 2020_ Kita baru bisa beriman pada masa kini, jika kita terus mengingat pengalaman iman masa lalu dan berharap pada masa depan yang Allah janjikan.

Renungan Harian Kristen hari ini: April 2020.

Bacaan Alkitab

“… ia menamainya Eben-Haezer, katanya: ‘Sampai di sini Tuhan menolong kita.’”

1 Samuel 7:12b

Renungan

Perikop kita berbicara tentang betapa sibuk dan lelahnya bangsa Israel berjuang melawan bangsa-bangsa lain. Sudah begitu lama mereka menghadapi bahaya dan tantangan. Namun pada satu saat, Samuel mendirikan sebuah batu peringatan yang diberi nama Eben-Haezer, yang berarti: Sampai di sini Tuhan menolong kita! Batu Eben-Haezer adalah sebuah batu iman, yang mengungkapkan keyakinan Israel akan penyertaan dan pertolongan Tuhan. Ada tiga dimensi iman yang terungkap di sini.

Pertama, batu Eben-Haezer merupakan sebuah retrospeksi iman. Dengan melihat batu itu senantiasa Israel diajak untuk tidak mudah melupakan kasih setia Allah. Manusia memang selalu cenderung menderita amnesia rohani, mudah sekali melupakan karya Tuhan di masa lampau.

Kedua, batu Eben-Haezer juga menjadi sebuah introspeksi iman. Israel diajak untuk melihat ke dalam diri mereka sendiri; sudahkah pada masa kini mereka hidup sepadan dengan cinta kasih Allah. Manusia memang selalu cenderung menjadi penuntut yang lihai; suka menuntut Allah, namun tak suka menuntut diri sendiri untuk setia kepada-Nya.

Ketiga, batu Eben-Haezer merupakan sebuah proyeksi iman. Dengan memandang batu itu Israel diundang untuk berani menatap masa depan yang masih kabur serta meyakini bahwa Allah, yang sudah dan sedang berkarya, juga akan berkarya di masa mendatang. Pengharapan menjadi kata kunci di sini.

Agaknya kita pun perlu mendirikan batu-batu Eben-Haezer serupa dalam hidup kita. Dalam pergumulan menghadapi persoalan yang tak habis-habisnya kita perlu mengingat (di masa lampau), merayakan (di masa kini) dan mengharapkan (di masa depan) karya Tuhan dalam hidup ini.

Kita baru bisa beriman pada masa kini, jika kita terus mengingat pengalaman iman masa lalu dan berharap pada masa depan yang Allah janjikan.