Sumpah adalah inti dari rahasia pernikahan

Sumpah adalah inti dari rahasia pernikahan
Sumpah adalah inti dari rahasia pernikahan

Bagian dari pemahaman tentang rahasia pernikahan yang dapat ditemukan dalam pemahaman atas perjanjian (kovenan), merupakan modal bagi seorang pria dan seorang wanita dapat membangun sebuah hubungan yang setia seumur hidup, di mana interaksi fisik boleh dilakukan.

Perjanjian juga merupakan sesuatu yang mendasar yang telah Allah sumpahkan (kepada Abraham dan keturunannya) untuk membangun dan menjaga hubungan-Nya dengan manusia. Perjanjian dilakukan dengan membuat janji-janji yang menciptakan hubungan kekerabatan di antara dua orang yang membuat perjanjian.

Kristus membuat perjanjian dengan kita pada saat kita dibaptis, dimana itu merupakan perjanjian yang lebih kuat daripada hubungan darah, membentuk ikatan, dan kekerabatan ilahi yang kekal. Dalam membuat perjanjian dengan-Nya, Allah mengadopsi kita ke dalam keluarga-Nya dan memperlakukan kita sebagai pewaris kekayaan keluarga.

Sumpah orang Kristen

“Sumpah” dalam bahasa Ibrani adalah shevah yang berarti “tujuh diri” (Dalam Kej 21:27 31, Abraham membuat perjanjian dengan Abimelekh dengan menggunakan tujuh anak domba betina, dan mereka menyebut tempat tersebut ” Bersyeba,” yang berarti, ” tempat perjanjian “atau” sumur tujuh. “)
Arti Ibrani lain dari sumpah adalah “Saya mengangkat tangan saya” (Lihat Ulangan 32:40). Ketika kita mengangkat tangan kita dalam ibadah misalnya, berarti kita bersumpah. Kita meninggikan nama Allah ketika kita memanggil nama Allah dalam sumpah.

Bersumpah adalah memanggil kuasa Allah untuk mengikat Setan dan kejahatan. Ini adalah rahasia gambaran hadirat Allah, pertolongan dan kekuatan Tuhan dilibatkan sehingga kita bisa melakukan apa pun ketika kita berjanji untuk melakukan bagian kita dari pada perjanjian tersebut.

Arti sumpah yang lain dalam bahasa Ibrani adalah “menempatkan diri di bawah kutukan” untuk menerima berkat Tuhan. Oleh karena itu kita menempatkan diri di bawah kutuk, yang artinya kita akan terkutuk jika kita tidak menjaga bagian kita atau tidak melakukan bagian kita dalam suatu sumpah.

Hanya dalam Kekristenanlah dimana Allah memiliki hubungan dengan manusia dengan cara mengikat diri-Nya dengan manusia dengan cara bersumpah. Tuhan menempatkan diri-Nya di bawah kutuk jika Dia tidak menjaga perjanjian-perjanjian antara Dia dengan Abraham dan keturunannya. Karena kita tidak menjaga bagian kita dalam perjanjian tersebut, Allah menjadi manusia dan menjadi kutuk karena kita untuk menjadikan kita sebagai keluarga perjanjian-Nya. Sungguh kutukan yang tidak ada bandingannya, dimana seorang Allah rela menjadi manusia dan menjadikan dirinya terkutuk, dimana seharusnya kita yang menanggung kutuk tersebut. Hal ini terbukti bahwa Allah tidak pernah mengingkari janjinya.

Kita berada pada posisi dengan persediaan kekuatan spiritual yang kita jarang gunakan. Jangan pelit dengan berkat anda. Janganlah menahan apa yang anda dicintai untuk memuliakan nama Tuhan. Setiap kali anda memberikan berkat, setiap anda berdoa, setiap kali anda memanggil nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, setiap kali anda melakukan sesuatu dalam nama Tuhan Yesus, anda menarik kekuatan dari sumpah yang besar yang Allah sumpahkan sejak dari dulu. Anda menarik kekuatan yang besar dari Yesus Kristus, Anak Manusia, yang telah membawa kabar tentang ciptaan baru dalam sumpah dengan perjanjian yang baru, yang menjadikan diri-Nya kutuk untuk menebus dosa-dosa kita.

Allah tidak pernah mengingkari janjinya
Allah tidak pernah mengingkari janjinya

Mari kita membawa konsep bersumpah dalam pemahaman Perjanjian Baru kita. Arti sumpah dalam bahasa Yunani adalah “mysterion” misteri dari sebuah konsep yang ditemukan di seluruh konsep Perjanjian Baru yang tertulis dalam Ef 5:32 yang menjelaskan bahwa hubungan perkawinan antara seorang pria dan seorang wanita merupakan jenis perkawinan antara Kristus dan Gereja.
Ketika kita meminta berkat Tuhan dan menyerahkan diri untuk kutukan-Nya dengan sumpah, Tuhan turun tangan dan member kita kuasa untuk melakukan apa yang kita tidak mampu lakukan.

Perjanjian Kekal

Kata “sakramen” adalah dari bahasa Latinnya “sumpah” yaitu Sacramentum. Dengan demikian, sakramen-sakramen gereja adalah sumpah-sumpah yang diatur dalam bentuk simbolis dimana Kristus telah meninggalkan kita dan memberikan kuasa kepada kita untuk menaklukkan kekuatan dan melakukan tugas yang melebihi kekuatan dan kemampuan kita. Iman kita, kesaksian kita, mengikat kejahatan dan mengalahkan Setan.

Keluarga bersatu melawan pasukan yang bertekad untuk merusak dan menghancurkan semua yang baik, semua murni dan semua suci.

Ketika kita telah membuat perjanjian kekal kita dengan Allah melalui pengorbanan Kristus, diri kita telah bersatu dengan-Nya dan menjadi satu daging. Dan karena Namanya kini melekat pada kehidupan kita, untuk pelayanan kita, dalam kata-kata kita, dan Dia dapat memakai kita untuk mengikat kuasa si jahat. Kita sekarang merupakan perpanjangan dari pada dari tubuh-Nya sendiri, dan kita melalui Dia dapat secara fisik menyentuh dunia dengan kekuatan penyembuhan-Nya.

Sama seperti anak anda akan melanjutkan nama dan warisan dari anda, demikian juga kita membawa nama-Nya dan warisan dari-Nya.

Kekuatan Tuhan Yang Maha Esa tidak akan dicurahkan kepada kita atau melalui kita, jika kita tidak pernah melaksanakan amanat agung. Kita telah menikah dengan Kristus dalam kata-kata tetapi pernikahan tersebut tidak akan pernah terwujud jika kita tidak memberikan seluruh hidup kita kepada-Nya dengan ketaatan dan penuh sukacita.

Jika kita tidak memberikan diri kita sepenuhnya kepada-Nya, berarti kita telah menolak panggilan cinta, yang merupakan panggilan untuk berkorban memberikan diri kita kepada-Nya, seperti Ia telah berkorban memberikan diri-Nya kepada kita.

Kristus telah membuat janji-janji dan sumpah setia dan bahkan sudah menjadi kutuk di kayu salib, dengan tujuan untuk mengikat diri-Nya kepada kita dan untuk mengikat si jahat dan melemparkannya, jika kita benar-benar memberikan diri kepada-Nya dan melakukan Amanat Agung (perintah besar).